AKU PUNYA NIAT TERSELUBUNG
Gagang sapu pernah melayang ke punggung
Gara-gara qira’ah mendengung, sedang aku asyik saja
mengurung diri disalah satu ruangan sebuah gedung
Pura-pura saja aku tidur, padahal aku punya maksud terselubung
Seseorang di luar tempatku terdengar memanggilku dengan
merdu, indah sekali seperti kidung
Suaranya khas, membuatku seketika menjadi murung
Tapi aku masih saja diam mematung
Tapi perlahan aku mulai terusik, mulai terbangun dan
mulai merasa bingung
AKU MULAI TIDAK BAHAGIA
Pintu kamarku mulai terbuka
Terdengar harmonis penuh dengan estetika
Aku mulai menutup telinga
Mulai takut menerima murka
Suara langkah kaki itu terdengar mulai mendekat saja
Aku semakin kehilangan rasa bahagia
Segera saja ku mulai sandiwara
Naas saja semuanya menjadi malapetaka
AKU MERASAKAN SAKIT DI PUNGGUNG
Pria itu bilang aku harus mau berangkat ke perbatasan
kampung
Katanya, biar aku bisa belajar jadi orang yang agung
Juga supaya menjadi orang yang beruntung
Tapi pikirku langit sedang mendung
Aku jadi malas bertarung dengan sampah jalanan yang
mengapung
Tapi dia sama sekali tak menghiraukan alasan yang telah
ku buat sampai menggunung
Pria itu mulai memposisikan tangannya di kayu bagian
ujung
Kayu itu mulai melayang ke arakhku, tepat sekali di
bagian punggung
Aku merasakan itu, aku dipentung
Dan bodohnya aku hanya bisa mematung
Hanya merengek sambil melindungi punggung
Ahh rasanya sakit sekali di punggung
Membuatku merasa seperti menerima hukuman pancung
Aku mencari tempat berlindung sambil menangis
bersenandung
Bukan pop apalagi dangdut, hanya seperti mendendangkan
tembang pocung
Bahkan wanita itu hanya diam termenung
Benar-benar tidak ada lagi tempatku bernaung
Apalagi sekedar menemukan orang yang bersedia mendengarku
berteriak tulung
KARENAMU, AKU MENJADI PEMENANG ULUNG
Luka di punggung masih terlihat saja
Rapat tersimpan dalam balutan kaos lengan panjang
berwarna biru tua
Sakitnya telah hilang entah kemana
Tinggal bekasnya yang enggan sirna
Sekarang aku sedang sibuk termenung
Ditemani seduhan kopi di sebuah warung
Juga seorang pria yang datang tanpa rasa canggung
Dengan membawa
tumis pedas berbahan dasar kangkung
Luka dipunggung telah membuatku beruntung
Selalu membuat merasa menang menjadi seorang petarung
Membuatku selalu ingin menjadi seorang pelindung
Kenal saja, akulah sang pemenang ulung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar