Beberapa orang menganggapnya biasa, beberapa lagi menggapnya luar biasa. Beberapa orang menikmatinya, beberapa lagi ingin cepat meninggalkannya. Ya, klinik kecantikan, sebuah bengkel tempat wajah dan beberapa bagian tubuh di manjakan, diperbaharui, dan dijadikan lebih baik. Aku sependapat, tapi tidak selamanya begitu.
Sebulan yang lalu, aku kesana, membuang bercak-bercak kecil di wajahku. Ini kali kedua bagiku ke sana. 9 bulan sebelum ini, aku memberanikan diri dan merelakan sebagian tabunganku untuk terpakai disana.
Jerawat di wajahku cukup parah. Hampir setiap hari orang-orang tersayangku menyayangkan keadaanku. Sebenanya aku sendiri juga, tapi waktu itu aku belum terlalu menganggap itu serius. Sampai pada akhirnya aku merasakan puncak dari rasa ketidaknyamanan di bagian wajah. Jerawat di wajahku semakin parah, sedang tanganku semakin tak terkendali untuk tidak memegangnya.
Aku datang ke salah satu klinik kecantikan yang ada di kotaku. Lumayan jauh, sekitar 30 menit dari rumahku. Aku berangkat dengan temanku. Dia sudah lebih dulu merasakan perawatan disana.
Setengah jam menunggu, akhirnya aku masuk ruang tindakan. Menyampaikan banyak keluhan ke pada dokter dan kemudian wajahku di masukkan ke dalam sebuah mesin. Aku kurang paham nama mesinnya, tapi setelah wajahku masuk, semua masalah terdeteksi. Wajahku sangat berminyak dan pori-poriku besar, jadi banyakk tumbuh jerawat. Kata dokter ini bukan faktor genetik, tapi hanya karena hormon.
Mamakku sering mengeluhkan keadaan wajahku. Mamak bilang Mamak dan Bapak dulu waktu muda tidak pernah berjerawat. Aku pasrah saja kalo sudah begini. Ternyata memang bukan karena faktor genetik, tapi karena hormon. Asupan makanku memang kacau sekali. Apa saja ku makan, termasuk gorengan, kacang-kacangan, coklat, makanan bersantan, dan banyak lagi. Semuanya ternyata menjadi pantangan, dan sekarang aku harus mempertimbangkan untuk memakan itu semua.
Aku sudah merebahkan badan di atas tempat tindakan. Dokter sudah mempersiapkan segala alat dan bahan untuk melakukan eksekusi. Proses yang dijalankan adalah Couter, dokter bilang jerawatku tidak akan sembuh jika hanya diberi tindakan peeling apalagi sekedar facial. Jenis jerawat yang ku punya adalah jerawat batu. Tidak begitu besar, tapi untuk menghilangkannya butuh proses yang lebih.
Pisau kecil bertenaga listrik sudah dihadapkan di atas wajahku. Perlahan pisau diarahkan ke jerawatku, kemudian jerawat itu dipaksa keluar dengan menggunakan satu alat untuk mengeluarkan jerawat. Rasanya sakit, seperti disetrum pake raket listrik. Dokter bilang aku tidak boleh banyak gerakan, supaya bekas lukanya tidak melebar. Aku manut saja, tidak bergerak tapi agak teriak. Mataku basah, aku menangis menahan sakit sedangkan temanku menertawakan ku. Dia sama sekali tidak bercerita tentang ini, tentang sakit yang bertubi-tubi.
Bersyukurlah wahai pembaca, bersyukurlah wahai kalian yang memiliki kulit wajah mulus bebas jerawat. Bersyukurlah karena kalian tidak harus datang dan menikmati proses di klinik kecantikan. Percayalah, masuk ke klinik kecantikan bukanlah sebuah pencapaian yang membahagiakan. Selain isi dompetmu terkuras, kalian akan merasakan kesakitan yang hanya kalian saja yang merasakan. Orang lain tidak akan mengerti bagaimana rasanya. Mereka hanya akan menertawakanmu dan menghiburmu sejenak. Selebihnya hanya keberuntunganmu.
Jangan melulu menyinggung persoalan jerawat, kalian tidak paham bagaimana mereka yang berjerawat begitu ingin memiliki wajah seperti apa yang kalian inginkan. Ada banyak diantara mereka yang begitu berkeinginan bebas dari jerawat tapi masih bergelut dengan keluhan masing-masing, bisa jadi masalah ekonomi, atau bahkan karena takut sakit. Aku juga, dulu pas belum kerja bermasalah sama ekonomi, setelah bekerja masalah ku berubah. Aku berulang kali ketakutan merasakan sakit, tapi karena keinginanku yang menguat, aku jadi mau kesana dan masuk ruang tindakan.
Sekarang sudah setahun, wajahku sudah tidak berjerawat lagi, kecuali karena datang bulan. Akan ada jerawat yang muncul, tapi kata dokter itu sesuatu yang wajar. Terakhir aku datang ke klinik, dokter merekomendasikan kepadaku untuk pindah menggunakan cream whitening. Sekarang alhamdulillah semuanya membaik.
Sekian cerita hari ini. Semoga senyum mengembang tetap bisa menghiasimu wajahmu. Aku menyayangimu dari jauh.