Jumat, 08 Juli 2022

Review Novel "Cantik Itu Luka"

"Seperti apakah rasanya mati?" tanya Kyai Jahro.
"Sebenarnya menyenangkan. Itulah satu-satunya alasan kenapa orang mati tak ada yang kembali."
"Tapi kau bangkit kembali" kata sang kyai.
"Aku kembali untuk mengatakan itu"
(Cantik Itu Luka, Hal 24)

Begitulah cerita di novel ini bermula. Adalah tentang Dewi Ayu, seorang wanita cantik keturunan Indo-Belanda yang lahir dari persetubuhan sepasang saudara tiri dan hidup menua sebagai seorang pelacur yang berharga diri tinggi. Dia mempunyai 4 orang anak perempuan. 3 orang secantik dirinya dan 1 orang seperti yang dia harapkan. Dia mati dihari ke-12 setelah berhari-hari menyelimuti dirinya dengan kain kafan karena dia memang sudah menunggu kematiannya. Itu adalah semenjak anak bungsunya lahir dan dia menamainya dengan nama "Cantik". Tapi 21 tahun kemudian dia bangkit dari kuburnya. Dan demikianlah kutukan dan tragedi kehidupan keluarganya mulai terkuak. Silsilah keluarganya sangat ngawur. Benar-benar semrawut. 

Novel ini berlatar waktu pada zaman kolonial Belanda sampai pasca kemerdekaan. Latar tempatnya ada di sebuah kota fiktif, absurd, amoral, mistis, dan cukup gila, bernama "Halimunda" yang terletak di Selatan Pantai Jawa. Alurnya maju mundur. Genrenya romantis, sejarah, dan realisme magis. Kelengkapan nuansanya jempol. Horror, komedi, politik, romansa, psikopat, dan seks. Itu benar-benar seru, meski beberapa hal memang tergolong saru.

Bagaimanapun, aku senang bisa menyelesaikan bacaan ini. Akhirnya selesai juga menghabiskan jatah sakit kepala selama berminggu-minggu. Akhirnya aku telah sampai di pengakuan keempat. 

"Sebab cantik itu luka". (Cantik Itu Luka, Hal : 505)

Ya, cantik itu luka.

Surat Kepada Siapapun yang Sedang dan Masih Merasa Kehilangan

Dear Everyone, I know it's not easy. I also won't know how heavy your burden is. Tapi guys, hidup harus tetap berjalan....