"Halah, Lis. Dengan kamu mau nikah sama aku saja, bapakmu harusnya sudah paham, mana yang pinter dan mana yang goblok." (Sebuah Seni Untuk Memahami Kekasih, Hal: 76)
Benar kata orang-orang, awal mula mengira buku ini berisi tips-tips bagaimana cara memahami kekasih atau bagaimana menjaga hubungan dengan kekasih supaya langgeng adalah hal yang sia-sia belaka.
Buku ini ternyata buku yang berisi tentang kisah cinta dan romantisme sehari-hari sepasang kekasih. Buku ini adalah definisi "another level of bucin" seorang Agus Mulyadi kepada kekasihnya yang sekarang berhasil menjadi istrinya yakni Kalis Mardiasih. Banyak tawanya, sering apesnya, tapi begitulah kisah mereka berjalan.
Membaca buku ini aku jadi tahu sisi seorang Kalis yang lain. Tetap terkesan tangguh, tapi seperti manusia kebanyakan, seorang Kalis ternyata juga banyak alfanya, banyak konyolnya, banyak menyebalkannya. Hampir putus asa perkara nggak bisa buka jok motor, keseringan ketinggalan pesawat, dan perkara baju gambar Sunan Giri? Haha, Agus memang pintar sekali menceritakan detail tentang istrinya. Mereka berdua adalah panutan rumah tangga yang realistis. Semoga banyak kebaikan menyertai mereka.
"Hidup memang soal kompromi" (Sebuah Seni Untuk Memahami Kekasih, Hal: 70)
Hanya 94 halaman, tapi aku berhasil senyum-senyum. Agal kesel, tapi mereka lucu. Jadi pengen juga nulis beginian kaya Agus. Judulnya mungkin "Sebuah Seni Menyaingi Romantisme Agus dan Kalis". Tapi entar dulu ya, mau nyari seseorangnya dulu nih biar ada ceritanya. Semoga bisa lebih romantis kisahku bersamanya. Hihi.