“Kehidupan tidak hanya memiliki satu warna. Terkadang warnanya berubah pada saat yang tak kita duga” (Pasta Kacang Merah, Hal: 187).
Begitulah
seorang nenek tua bernama Tokue menuliskan suratnya untuk Sentaro, seorang pria
yang ingin menjadi penulis tapi akhirnya beralih menjadi seorang penjual
Dorayaki di sebuah kedai bernama Dora Haru.
Novel
slice of life yang heartwarming sekali ini merupakan novel terjemahan berjudul
“Sweet Bean Paste” dari Jepang yang ditulis oleh Durian Sukegawa pada tahun
2006. Covernya cantik sekali. Alur ceritanya ringan dan mudah diikuti. Beberapa
bagian akan membuat kita merasa kesal, simpati, sedih, tapi tetap tersenyum dan
merasa hangat. Narasi cerita yang sederhana tapi mampu menyampaikan emosi pada
pembaca.
Novel
ini menceritakan tentang persahabatan antara Sentaro dan Tokue (seorang nenek
tua penyitas penyakit Lepra yang ternyata ahli membuat pasta kacang merah) yang
menampilkan harapan baru dan kesempatan bagi mereka berdua untuk saling mengisi
kekosongan hidup dengan cara saling bertukar pengalaman hidup dan merangkai
harapan baru. Mereka telah saling menguatkan dan bertahan melewati masa-masa
sulit yang ada. Surat menyurat adalah cara terapik mereka dalam berkomunikasi. Ini
adalah bagian paling favorit dari novel ini.
Novel ini mengingatkan kita tentang pentingnya memiliki semangat hidup di tengah gempuran orang-orang yang ingin menyerah menjalani hidup. Novel ini mengingatkan kita tentang bagaimana manusia bisa memanusiakan manusia yang lain. Seperti Tokue yang keras dan kasar hidupnya, seperti itu juga Tokue membuat sekitaranya tetap merasa hangat dan terinspirasi.
Akhirnya....
“Kau sudah berhasil Toshi Tokue. Kau sudah berjuang dengan sangat baik.” (Pasta Kacang Merah, Hal: 38).