“Ada banyak perbuatan yang sia-sia, melawan cinta itu sia-sia” (Tempat Paling Liar di Muka Bumi, Hal: 79).
Sebuah buku yang sangat dan sangat romantis. Kumpulan puisi-puisi yang cocok sekali untuk
sepasang kekasih yang sedang saling kasmaran. Tentang bagaimana mereka saling
jatuh cinta dan mencintai dengan cara yang ajaib. Saling bersahut-sahutan,
begitu manis dan menggoda.
Buku ini seperti sebuah
diary dan bentuk komunikasi yang apik milik Theor dan Welly. Sepasang kekasih
yang saling menceritakan tentang bagaimana rindu, jarak, dan cinta-cinta
bermekaran dan tidak pernah padam. Juga tentang bagaimana untuk bisa saling
menjadi tempat pulang. Gambaran perasaan yang apik tersaji dengan menggunakan
simbol tubuh dan alam di Indonesia bagian timur. Begitu meriah, sampai-sampai
deburan ombak, hutan, laut, pasir putih, laut, dan semua perkakasnya ikut
menjadi saksinya.
Akhirnya, mari tersesat dalam puisi-puisi romantis ini. Mari saling melempar kata-kata cinta. Mari kita nikmati ini. Karena
“yang berdosa itu ketika jatuh cinta dan tidak menikmatinya”
“aku ingin menjadi tenang dan mencintaimu tanpa banyak kekhawatiran” (Tempat Paling Liar di Muka Bumi, Hal: 61).