Sabtu, 22 Februari 2020

Review Buku : "The Subtle Art Of Not Giving a F*ck (Sebuah Cara Untuk Bersikap Bodo Amat)"

Aku suka Mark Manson. Maksudku aku suka karyanya Mark Manson. "Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat" adalah karya pertama Mark Manson yang ku baca. Buku ini menjadi Best Seller dibeberapa negara.

Aku merasa tertampar berkali-kali setiap membaca per-babnya. Humornya cadas bung, bahasanya juga ringan, tapi inti sari pembahasannya tetep serius. Mark Manson berhasil bikin pembacanya ngaku kalau hidup ini memang menyebalkan dan ya tentu saja dengan beberapa tips menikmati semua itu. Aku belum sempat menanyakan ini ke pembaca lain, tapi aku yakin mereka berpikiran sama dengan ini.

Buku ini mengingatkan kita untuk bisa self-love, lebih bahagia, dan lebih juga memaknai hidup dengan cara membatasi kepedulian kita terhadap apa yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk kita. Bukan jadi acuh tak acuh, tapi lebih ke nyaman jadi sesuatu yang beda dari kebanyakan orang. Intinya kita harus bisa memilah mana yang penting dan mana yang enggak penting buat diri kita.

Buku ini mengingatkan kita bahwa hidup itu penderitaan. Hidup itu rentetan masalah. Hidup itu bikin kita sakit dan itu semua nggak bisa kita hindari apalagi sampai kita tinggal lari. Tapi justru disinilah istimewanya. Bahagia bisa ada saat kita menemukan, menikmati, dan berhasil memecahkan masalah. Proses memang lebih penting daripada sekedar hasil. Dan siapa diri kita yang sebenarnya ditentukan dari apapun yang ingin kita perjuangkan. Pokoknya emosi negatif itu ada bukan untuk disangkal, ditolak, dihindari apalagi ditinggal lari. Marah terkadang juga menyehatkan. Tapi ya tidak berlaku selamanya.

Buku ini juga mengingatkan kita untuk tidak lagi merasa seolah-olah diri kita ini paling menderita. Diluaran sana orang-orang bahkan berpeluang merasakan hal yang sama dengan apa yang kita rasakan, ya atau bisa saja dengan porsi yang lebih sedikit atau bahkan lebih. Tapi kita juga tidak boleh merasa sok wah, karena diluaran sana orang-orang juga berkemungkinan punya hal yang sama dengan kita atau bahkan lebih dari apa yang kita punya dan juga yang kita bisa.

Buku ini mengingatkan betapa pentingnya menentukan standar untuk mengukur diri  kita sendiri. Buatlah nilai yang bisa menjadikan kita ke arah yang lebih baik. Yang penting kita berani menentukan pilihan dan bertanggung jawab atas itu. Ya karena tidak akan ada yang bertanggung jawab atas keadaan kita kecuali diri kita sendiri dan begitupun dengan kita yang tidak wajib bertanggung jawab atas keadaan orang lain. Ya meskipun dibeberapa hal kita harus terpaksa bertanggung jawab atas apa yang sama sekali tidak berhubungan dengan diri kita sebelumnya. Jangan takut mengakui kesalahan dan jangan pernah menyalahkan orang lain atau apapun. Jangan takut sakit, kita butuh perubahan untuk bisa jadi yang lebih baik, lebih nyaman, dan lebih bahagia.

Buku ini juga mengingatkan kita untuk menjadi orang yang jujur. Ini poin utama dalam membangun kepercayaan. Jangan takut bilang "tidak" kepada sesuatu yang memang kurang srek sama kita. Karena untuk mengapresiasi sesuatu , kita butuh membatasi diri untuk bisa merasakan semuanya lebih bermakna dan menjadikan batin kita lebih sehat.

Dan ini bagian yang paling jadi favoritku. Bab 9 dengan judul "....Dan Kemudian Anda Mati". Dan kemudian kita akan mati? Ya tentu saja. Bagian penutup buku ini mengingatkan kita tentang kematian, tentang bagaimana cara agar kita lebih bisa memaknai hidup dan menyadari betapa sementaranya kita di dunia ini. Ya mati itu pasti, dan seperti masalah, datangnya tidak akan bisa kita hindari. Satu-satunya cara biar kita nyaman dengan semua ini adalah dengan memahami dan melihat diri kita sebagai sesuatu yang lebih besar dari pada diri kita sendiri. Dan bahwa kebahagiaan bisa datang dari kepedulian kita terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri. Dan kemudian percaya bahwa kita ini berharga, dan bahwa hidup ini adalah secuil proses yang sangat menjadi misteri.

Dan akhirnya, menjadi positiflah dengan mengerti batasan diri dan menerimanya. Menjadi kuatlah dengan ini. Tepat, ketika kita mampu akrab dengan segala ketakutan, kegagalan, dan juga ketidakpastian. Tepat, ketika kita berhenti melarikan diri dari segala macam masalah dan mulai menghadapi kenyataan kemudian menemukan kebahagiaan.

Sekian dan terimakasih.
Selamat membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Kepada Siapapun yang Sedang dan Masih Merasa Kehilangan

Dear Everyone, I know it's not easy. I also won't know how heavy your burden is. Tapi guys, hidup harus tetap berjalan....