Picture by : Google |
"Aku ingin bagaimana untuk menjadi abadi?" kata isi kepalaku tak berhenti.
Semalaman aku terpejam, mencoba menjawab, tapi tak kunjung berhasil juga. Sebuah tanya, sebuah mimpi, sebuah jawaban, juga sebuah pilihan. Entahlah, rasanya aku hanya ingin pasrah kepada apa yang telah mereka katakan sebagai sesuatu yang fana. Menikmati apa saja yang datang kepadaku dan merasakan bahagia yang kadang malah sering ku paksakan. Rasanya aku hanya ingin berdiri di bawah sinar terik matahari, terbakar, kemudian hangus, menjadi abu dan hilang bersama hembus angin.
Semalaman aku terpejam, mencoba menjawab, tapi tak kunjung berhasil juga. Sebuah tanya, sebuah mimpi, sebuah jawaban, juga sebuah pilihan. Entahlah, rasanya aku hanya ingin pasrah kepada apa yang telah mereka katakan sebagai sesuatu yang fana. Menikmati apa saja yang datang kepadaku dan merasakan bahagia yang kadang malah sering ku paksakan. Rasanya aku hanya ingin berdiri di bawah sinar terik matahari, terbakar, kemudian hangus, menjadi abu dan hilang bersama hembus angin.
Tapi tunggu dulu. Ini tidak harus sepenuhnya berlaku begitu. Aku ingin menjadikan angin lebih berguna. Aku tidak ingin hanya sekedar terbang dan kemudian hilang. Aku ingin juga menemukan tempat singgah. Aku ingin juga pulang ke rumahku, rumah yang ku pilih untuk ku jadikan sebagai akhir dari segala akhir. Aku ingin juga mengetuk pintu hati orang-orang. Aku ingin masuk ke dalam jiwa-jiwa yang mereka miliki. Aku ingin menjadi abadi, meski kelak aku harus kembali.
Aku ingin menjelma sebagai kata-kata sumbang yang kadang mungkin tak sengaja ku rangkai dengan cukup berantakan. Aku ingin menjadi apa yang orang-orang rasakan. Aku ingin menjadi bahagianya, sedihnya, kebingungannya, kekalutannya, cintanya, kebenciannya dan apa saja yang mereka mau. Aku ingin menjadi apa yang tertahan di hati mereka. Yang sebenarnya ingin sekali disampaikan tapi tidak jadi, atau tak kunjung punya keberanian, atau bahkan malah terlanjur ditelan habis sendiri. Aku ingin menjadi sebuah penjelasan. Meski masih banyak yang tersembunyi, meski masih banyak yang harus menjadi teka-teki.
Aku ingin menjadi seorang wanita yang sedang jatuh cinta, yang hanya berani mengagumi pria yang dikaguminya dari kejahuan, atau malah yang berhasil berdua dengan kebahagiaannya. Aku ingin menjadi seorang anak yang berbicara kepada ayah ibu yang dicintainya, meski dengan diam, meski berkawan dengan pemberontakan, meski akhirnya menerima semuanya dengan penuh keterpaksaan. Aku ingin menjadi seorang wanita karier yang banyak mimpinya. Aku ingin menjadi hujan, bunga, atau bahkan senja yang dikagumi orang-orang. Aku ingin menjadi apa saja. Aku ingin menjadi siapa saja. Aku ingin bisa melakukan apa saja. Aku ingin bebas, merdeka sepenuhnya sebagai sebuah jiwa.
Aku ingin menjadi seorang wanita yang sedang jatuh cinta, yang hanya berani mengagumi pria yang dikaguminya dari kejahuan, atau malah yang berhasil berdua dengan kebahagiaannya. Aku ingin menjadi seorang anak yang berbicara kepada ayah ibu yang dicintainya, meski dengan diam, meski berkawan dengan pemberontakan, meski akhirnya menerima semuanya dengan penuh keterpaksaan. Aku ingin menjadi seorang wanita karier yang banyak mimpinya. Aku ingin menjadi hujan, bunga, atau bahkan senja yang dikagumi orang-orang. Aku ingin menjadi apa saja. Aku ingin menjadi siapa saja. Aku ingin bisa melakukan apa saja. Aku ingin bebas, merdeka sepenuhnya sebagai sebuah jiwa.
Aku ingin hilang, tapi tidak sepenuhnya hilang. Aku ingin pergi, tapi tidak benar-benar pergi. Kelak, aku hanya ingin berdua saja dengan kata-kata. Biar, biar ragaku ini kembali kepada awal yang membuatku sampai dititik ini asal tidak dengan ceritaku. Biar, biar ragaku bersatu padu dengan tanah, asal tidak dengan jiwaku. Dia harus tetap hidup, bersemayam, dan abadi di kehidupan yang terus berjalan. Tarian aksara amatir buatanku ini, biarlah menjadi satu yang abadi di ruang bacamu. Yang hidup membersamaimu hingga kita kembali bertemu di gerbang alam keabadian yang sesungguhnya.
Aku hanya ingin menjadi gadis kecil yang terus menari-nari dengan kata-kata dan abadi sebagai sebuah cerita. Aku bahkan tak keberatan menjadi sebuah puisi, atau sebuah pantun, atau apa saja yang berhubungan dengan aksara. Aku ingin menjadi yang orang-orang baca. Aku ingin selalu hidup, aku tidak ingin mati, aku tidak ingin benar-benar mati. Aku ingin menjadi abadi, meski harus tetap menjadi teka-teki.
Aku hanya ingin menjadi gadis kecil yang terus menari-nari dengan kata-kata dan abadi sebagai sebuah cerita. Aku bahkan tak keberatan menjadi sebuah puisi, atau sebuah pantun, atau apa saja yang berhubungan dengan aksara. Aku ingin menjadi yang orang-orang baca. Aku ingin selalu hidup, aku tidak ingin mati, aku tidak ingin benar-benar mati. Aku ingin menjadi abadi, meski harus tetap menjadi teka-teki.
Ya, itu cukup.
Selamat membaca.
Dan sampai jumpa.