Rabu, 29 April 2020

(Masih) Tentang Pertemuan dan Perpisahan


-------------------------------------------
Salam Literasi
#Day (7)
x

Masih siang dan kebetulan sedang sendirian. Keadaan sekitaran sedang hening, hanya ada suaraku dan dentingan lagu milik Alya Zurrayya. Ya "Ruang Tanpa Rencana", sebuah lagu yang menyentilku. Menyedarkanku tentang sebuah cara memahami sesuatu ketika sedang terjebak dalam situasi yang tidak terduga, termasuk pertemuan dan perpisahan.

Tidak banyak, tapi aku bilang aku sedang... hmmmm.. kangen. Haha. Belibet sekali aku ini.

Kedua mataku terpejam. Bernyanyilah aku bersamanya, menyelami satu per satu lirik yang disuguhkannya untuk semesta. Indah, semua rasa ada di dalamnya. Dia memelukku. Dia memeluk setiap hati yang sempat dan sedang merasakan kehilangan, entah sementara atau bahkan untuk selamanya.

Tidak ada kehilangan yang terasa mudah bukan? Akan selalu ada yang terluka, entah karena belum bersedia rela atau karena alasan lainnya.

"Kamu kangen juga enggak? Eh ngapain aku nanya beginian? Sorry sorry" kataku pada seorang teman.

"Lhah apaan deh. Kangen dong. Pastilah. Berteman itu kaya ada fase-fasenya gitu ya? Iya nggak sih? Haha ya, meskipun rasanya pengen tetep barengan, tapi hidup kan nggak bisa stagnan. Iya kan?" katanya membalas.

"Ya gitu deh. Bener. Sedih. Tapi gimana si? Tiap orang punya masanya sendiri-sendiri. Sekarang kita dipaksa jadi baru lagi, setelah dulu kelar SMA, masuk kuliah. Terus kelar kuliah, sekarang kerja. Alhamdulillah udah kerja ya kan? Yah, tapi kan tetep aja kita kepaksa menjalin sesuatu yang baru lagi. Entar nikah, juga jadi baru lagi. Entar jadi ibu, juga jadi baru lagi. Entar mati, ehhhh udah dulu deh. Wkwkwk" 

"Ya kembali lagi kita hidup bukan cuma untuk bersenang-senang. Ya kan? Ya semua fase itu harus kita lewatin dengan baik. Ya bener katamu, 'Jadilah baik disetiap fase yang kita lewati', biar kita bisa dikenang baik di fase setelah itu".

"Yang pasti hidup itu harus berjuang. Ya dipaksa lagi kita. Wehehehe"

Aku menggambarkannya satu per satu, menuliskannya ada sajak-sajakku yang kadang tak berarah itu. Memandang foto-foto lama, aku mengenangnya sebagai sesuatu yang sempat membahagiakan dan juga menyedihkan. Tapi ternyata benar ya, semua yang ada di semesta ini selalu berpasangan. Laki-laki dan perempuan, buku dan pembacanya, musik dan penikmatnya, sendok dan garpu, kancing dan baju, pertemuan dan perpisahan, juga aku dan dia yang masih ku pertanyakan itu.

Tapi meskipun begitu, tidak ada yang salah dengan adanya banyak rencana. Kita hanya perlu bersiap meninggalkan dan ditinggalkan. Sebab kehilangan, tidak pernah menyuguhkan permisi dan tidak pernah bertanya kapan kita siap. Sebab kita memang dilahirkan untuk memaknai kepergian. Tapi tidak apa-apa, pada saatnya nanti, kita akan menjadi terbiasa dan baik-baik saja menjalaninya. Kita akan tersenyum, karena kita sudah mampu menerima semuanya. 

Takdir dari-Nya adalah yang terbaik. Selalu lebih baik daripada yang sekedar kita mau dan kita anggap baik. Tidak ada satupun yang luput dari cinta dari-Nya. Termasuk sesuatu yang tidak kita sadari baik sebelumnya. Selalu ada alasan atas segala yang terjadi. Itu pasti dan kita harus mau memahami ini.

Satu yang pasti, tugas kita hanyalah menyelesaikan cerita kita sendiri dengan sebaik-baiknya. Mungkin kita bisa jadi teman bicara, jadi pendengar setia, jadi penutur ulung, juga jadi rumah, atau terserah apa maumu. Entah untuk mereka yang kita cinta, atau bahkan hanya untuk diri kita sendiri. Setidaknya kita pernah menjadi berguna ada di semesta.

Tapi ya meskipun jauh, setidaknya aku masih bisa melihatmu ada di dunia ini. Daripada hanya sekedar mengenangmu sebagai sesuatu yang telah pergi tanpa pernah bisa kembali. Aku terlalu takut, aku takut kehilangan senyum-senyum yang tulus dan penuh kasih sayang itu.
Tidak apa-apa, selama nafas kita masih membersamai jiwa kita, kita masih bisa saling menyapa dari jauh, dari bisik doa yang mungkin tidak sadar kita ucapkan. Hubungi aku dikontak yang lalu itu. Aku ada, akan selalu ada menantikanmu tiba.

Terimakasih, sudah pernah hadir sebagai titipan. Terimakasih sudah berhasil jadi cerita. Terimakasih untuk semuanya.

---------------------------

Salam Literasi

#Day (7)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#BianglalaHijrah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Kepada Siapapun yang Sedang dan Masih Merasa Kehilangan

Dear Everyone, I know it's not easy. I also won't know how heavy your burden is. Tapi guys, hidup harus tetap berjalan....