Sabtu, 25 April 2020

Romantika Puan Yang Sedang Jatuh Cinta (1)

Aku tidak tahu bagaimana harus memulai. Aku juga tidak tahu apa dulu yang harus aku mulai. Aku bahkan tidak tahu apakah ini bisa benar ku mulai atau sebaiknya tidak usah. Ya, aku terlalu banyak bertanya kepada diriku yang tidak mahir menjawabnya.

Malam ini aku ingin terbang ke atas langit. Aku ingin menari-nari dengan riang bersama bintang-bintang. Dan kemudian beristirahat sejenak di tubuh bulan sabit yang ku pandang indah serupa senyummu. Nyaman sekali sepertinya, aku tersenyum memandangmu dari jauh.

Oh hai, bersediakah kau genggam tanganku? Sebentar saja. Dan kita mainkan lagu romantis milik siapa saja untuk mengiringi dansa perdana kita. Lalu kita akan menjadi sepasang yang bahagia. Berdua seperti cerita romansa orang-orang yang sedang jatuh cinta. Oh kau, sungguh aku tak bisa berhenti mendambamu.

Semesta kepalang baiknya ya? Dipertemukannya aku denganmu, ya meski pada kenyataannya kau masih sekedar seseorang yang hanya bisa ku damba. Tidak apa-apa, setidaknya aku pernah bahagia bisa menemukanmu diluasnya semesta ini. Aku beruntung bukan? Ya, tentu saja. Kau juga, seharusnya. Kita sama, dalam hal yang berbeda.

Sekarang kita sudah saling jauh. Padahal aku belum sempat mengatakannya atau mungkin sekedar menanyakan tentang ini semua. Sampai didetik aku menuliskan ini, aku bahkan belum mengerti apa ini. Suka, kagum, atau malah cinta. Cinta yang apa adanya atau yang hanya sebatas ekspektasi belaka. Haha memangnya apa itu cinta, ahhh aku hampir putus asa menjawabnya sendirian.

Jauh di dalam lubuk hatiku yang terdalam, aku tidak ingin menyesal karena tidak menjadikan kamu tahu ini semua. Tapi aku butuh cara untuk bisa menjadikanmu baik-baik saja setelah mendengarnya. Kau tau, aku bukan tipe wanita idamanmu. Dan aku tahu, aku belum cukup pantas untuk bisa membersamaimu. Aku cukup tahu diri untuk menyadari ini semua. Aku cupu ya? Belum berjuang, tapi sudah terkesan menyerah. Ahh aku memang payah berurusan dengan cinta.

"Bagaimana rasanya" tanyanya singkat.

"Biasa saja (tapi agak lain setiap mengingatnya)" kataku menjawab.

"Apa susahnya si menyatakan cinta?" katanya.

Kataku takut berkata-kata. Aku membisu seketika sambil bertanya-tanya mengenai apa saja.

"Apa yang akan terjadi setelahnya?"

Ya, siapa yang tahu akhirnya? Aku bahkan belum dan entah kapan akan siap menerima segala kemungkinan yang ada. Kau tahu bukan, membicarakan ini tidak akan menjadi sesederhana yang semestinya.

Kau tahu? Sepanjang waktu ku ketuk hatimu. Ku bisikkan lembut di kedua telingamu dari jauh, sebuah tanya yang entah kapan akan ku dapatkan jawabnya.

Kau tahu? Sejauh apapun kau, kedua mataku tak pernah bisa meninggalkanmu. Ku pandang apa saja yang bisa ku pandang tentangmu. Sesuatu yang lama ku tahu, yang mulai ku tahu, dan tentu saja yang belum ku tahu.

Kau tahu? Kedua mataku basah mengingatmu. Mengingat ketidakberanianku untuk bicara jujur kepadamu. Kau, andai kau tahu bagaimana rasanya. Seperti memaksa menggenggam sebuah pisau tanpa penghalau, tanganku berdarah, tapi aku tidak bisa begitu saja melepaskannya. Aku terjebak, kau telah menjadikanku terjebak.

Kau mungkin tahu bahwa aku suka menulis. Tapi aku tidak tahu, mungkin kau juga suka membaca. Tapi aku tidak yakin kau singgah untuk membacanya sebentar. Atau pernahkah kau membaca sajak amatirku? Aku sering menyampaikan beberapa hal untukmu. Mungkin kau pernah merasakan itu untukmu, atau baiklah lupakan saja. Aku hanya sedang menerka-nerka saja.
Tapi ada yang perlu ku sampaikan. Bisa minta waktumu sebentar? Sebentar saja. Atau  baiklah, tidak jadi, maaf mengganggumu.

Ahh tapi baru saja aku mengingat itu. Aku harus menyampaikannya padamu sekarang. Atau mungkin besok. Kau ada waktu? Oh ya tentu saja, aku membuang waktumu sekarang. Maafkan aku.

Hei, sebentar. Tapi aku sungguhan. Ada yang perlu kau tahu dariku. Sesuatu yang ku sembunyikan dari dulu. Kau mungkin sudah tahu, atau kau sengaja menghindar dariku, atau sebentar, sepertinya aku terlalu pandai menyembunyikan itu. Aku bahkan tidak berhasil menjawab pertanyaanku sendiri. Maaf, tapi aku pikir, aku mengganggumu lagi.

Tapi ini penting, bertahun-tahun ku rawat siksaan ini. Tidak apa-apa, akan ku lakukan apapun demi membuatmu tetap menjadi baik-baik saja. Bukankah kau adalah pusat dunia? Dunia milik orang-orang yang menaruh cinta dan sayangnya untukmu. Rekah senyummu adalah satu yang menjadikanku hidup. Oh ya, tentu baru saja aku mengakui itu kepadamu.

Hei, aku bingung harus memulainya dari mana. Aku takut, aku takut membuatmu terluka atau tidak nyaman. Tapi ketahuilah, aku tak pernah berniat melakukan itu kepadamu. Aku hanya ingin itu, sesuatu yang tak pernah kau beritahukan kepadaku.

Setiap hari, setiap detik yang terpaksa ku nikmati, setiap itupun pertanyaan itu muncul dibenakku. Tak berhenti disitu, aku menjadi semakin pilu, tanya itu menuntut jawab, sedang jawabnya ada padamu.

Dan katakanlah kepadaku apa yang harus ku lakukan untuk itu? Aku harus tetap baik-baik saja bukan? Ya, sama dengan yang ku upayakan untukmu. Tidakkah kau bersedia membantu? Aku menunggu jawabmu.

Tapi biar, aku tak akan menuntut lagi. Setidaknya sudah pernah sampai kehadapanmu puan malang yang mencintaimu. Sesuatu itu, biar berlalu. Biar tetap akan menjadi rahasia. Karena kita sama, kita adalah dua pemuja rahasia yang berkemungkinan berbeda.

--------------------------------------

#Day (3)
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#BianglalaHijrah

4 komentar:

  1. Tdk ada yg dg yg namany jatuh cinta..ketertarikan antara perempuan dan laki² sudah jd fitrahny manusia, yg perlu diwaspadai tindakan apa yg mereka ambil setelah jatuh cinta.

    BalasHapus
  2. Wah dalam bgt, aku merasa jadi aku yg sedang diceritakan. Apakah ini nyata atau hanya sebuah tulisan mengada saja kak.

    Untuk setiap rasa atau luka yg telah dirawat semoga segera mendapatkan penawarnya jika bukan dia semoga akan dapat yg lebih baik ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Ya Allah.
      Sebenarnya aku ingin malu mengatakannya sebagai sesuatu yang nyata, tapi ya diakui tidak diakui ini tidak bisa kupungkiri lagi. Haha

      Hapus

Surat Kepada Siapapun yang Sedang dan Masih Merasa Kehilangan

Dear Everyone, I know it's not easy. I also won't know how heavy your burden is. Tapi guys, hidup harus tetap berjalan....