Kamis, 23 Mei 2019

Aku Ingin di Cintai Seperti Ini

Aku tak pernah tahu bagaimana hati ini akan terpaut, kepada siapa akhirnya cintaku ini ku serahkan, juga dimana dan kapan perasaan ini mendarat. Aku hanya terus menimbun harap, memanjatkan doa-doa yang bahkan menurutku ini mustahil bisa terjadi. Kata pak Ustad, jangan tanggung dalam berdoa. Mintalah dengan doa yang paling terbaik yang pernah kita inginkan. Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa-doa hamba-Nya.

Harapku tak pernah mati. Terpanjat satu per satu lewat bibirku yang enggan berhenti bergeming. Merapal ingin yang entah sampai kapan menjadi nyata. Aku percaya waktu dan tempat juga bersama siapa aku akan dipertemukan adalah ketentuan yang terbaik yang telah dipersiapkan-Nya untukku.
Kelak ketika waktu itu menemui masanya, aku berharap dia yang ku temui adalah dia yang benar aku idam-idamkan selama ini. Dia yang akan menggenapi separuh agamaku, yang akan menggandengku sampai ke Jannah-Nya. Sungguh ada banyak hal yang ingin aku sampaikan kepada-Nya setelah pertemuan itu terjadi.

Aku ingin dijadikannya sebagai satu-satunya rumah. Oh tidak maksudku rumah kedua setelah ibunya yang notabene adalah ibu mertuaku. Aku tak mungkin mengambilnya dari wanita mulia yang telah mengorbankan apapun untuknya sampai pada pertemuanku dengannya terjadi. Aku ingin tetap menjadikannya taat kepada ibunya. Semoga kelak kedua mertuaku adalah kedua orang tua yang mampu berkasih sayang denganku juga anak-anakku seperti ketika aku berkasih sayang dengan kedua orang tuaku. Begitupun sebaliknya. Semoga Allah bukan hanya mempersatukan aku dengan dia melainkan menyatukan juga kedua keluarga besar kami. Oh Allah, aku sangat ingin hidup bahagia dikelilingi orang-orang yang aku sayangi. Semoga Engkau berkenan memberikannya untuk hamba-Mu yang banyak ingin ini.

Aku ingin menjadi sebaik-baiknya rumah. Tempat ternyaman untuk siapa saja yang pulang kepadaku terkhususkan untuk dia. Tapi ini tidak mudah. Aku tidak bisa mewujudkan ini tanpa bantuan darinya. Maksudku aku butuh sudi untuk menjadi dan aku butuh dia untuk mau membantuku mewujudkan ini sampai benar-benar menjadi nyata.

Aku ingin selalu menyambutnya pulang dengan seunting senyum atau sambil membawakan segelas teh hangat untuknya. Ingin mendengarkan hal apa saja yang telah dilaluinya di hari itu. Aku ingin menjadi yang berhasil menenangkannya disaat kemelut kekhawatiran mulai menghampirinya dan berbisik lembut "Semua akan baik-baik saja sayang. Allah tahu apa yang terbaik untuk kita". Aku juga ingin menceritakan apa saja yang aku lalui hari itu sebelum kedua mata kita saling terpejam dan menjalani mimpi indah di tidur kita masing-masing. Tak apa kalau ternyata disaat mendengarkanku dia tak sengaja terlelap. Aku tau bagaimana lelah yang diembannya setiap hari. Esok setelah kedua mata kita kembali terbuka, aku ingin menjadi yang pertama kali disapanya. Entah lewat kecup mesra, atau panggilan sayang, bahkan tingkah usil yang akan menjadi ciri khasnya. Aku hanya peduli keinginanku untuk menjadi yang pertama (setelah ibunya). Sederhana bukan? 

Kemudian aku ingin selalu dicintainya dengan banyak hal menyebalkan yang aku punya. Aku ingin dicintai, bukan hanya ragaku. Melainkan juga pikiran, kepribadian, juga apapun yang aku punya. Aku ingin menjadi sebebas-bebasnya diri. Ingin tetap menjadi diri sendiri, meski perubahan menghadangku di hadapan. Tenang saja, aku tak akan lari dari tanggung jawabku menjadi seorang istri dan ibu dari anak-anakku. Aku berharap dia adalah jalanku untuk bisa sampai kepada apa yang belum bisa aku raih sebelumnya. Dan disisa umurku setelah bertemu dengannya aku tidak ingin dikekang. Aku ingin tetap leluasa bergerak menjadi apa saja selama itu baik sampai Allah benar-benar mengakhirkan waktuku di dunia ini. Aku sudah membayangkan berapa bahagianya sisa hidupku nantinya ketika aku sudah benar-benar menemukannya.

Aku ingin dicintainya dengan caranya. Dengan dia yang apa adanya menjadi dia. Semoga dia adalah lelaki utusan Allah yang bisa menjadi obat dari setiap kemelut kehidupan yang memelukku. Semoga akupun mampu memahami dan mengerti cara terbaik yang dia punya untuk mencintaiku. Doakan kami teman.

Dan ada deretan ingin lain yang ingin kusampaikan langsung kepadanya. Semoga dia bisa mewujudkan satu per satu dari inginku dan semoga aku tak menyampaikan lagi banyak ingin yang mungkin bisa sj menjadikan dia terbebani. Aku sedang mencoba sadar diri dan semoga berhasil.

Akhirnya aku tersadar bahwa untuk sampai kepada ingin yang ku susun rapi menjadi puluhan baris yang kalian baca ini, aku hanya harus menjadikan diriku layak dan siap. Dan biarlah ini menjadi urusanku dengan diriku dan siapa yang akan diutus Allah untuk mendampingiku. Kalian, cukuplah doakan aku dan semoga doa baik kalian melangit dan kembali ke diri kalian masing-masing.

Salam Literasi. 

---------------------------

#Day18
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah
#ulasrasave

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Kepada Siapapun yang Sedang dan Masih Merasa Kehilangan

Dear Everyone, I know it's not easy. I also won't know how heavy your burden is. Tapi guys, hidup harus tetap berjalan....